Kembangkan Wawasan Santri Melalui Kegiatan Bahtsul Masail

16299263_1403597349674199_2865972587806535339_n “Santri perlu mendalami kitab kuning (kutub at-turats) dan menjadikannya sebagai pedoman hidup” ujar Gus Ali Syibromalisi dalam pembukaan Bahtsul Masail ke XII Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang pagi ini, Selasa (31/01/2017) di Masjid Pondok Pesantren Balekambang.

Kegiatan yang diikuti oleh santri MI, MTs, SMK yang mengikuti pembelajaran di Madrasah Salafiyyah serta seluruh santri MA ini dibuka pukul 08.00 oleh Pengasuh Pondok Pesantren Balekambang yang diwakili oleh putra beliau Gus Ali Syibromalisi.

Dalam sambutannnya beliau menerangkan salah satu manfaat dari kegiatan bahtsul masail adalah menjadi benteng dari para generasi muda khususnya para santri agar terhindar dari berbagai ancaman budaya yang tidak baik.
“kegiatan bahtsul masail ini akan memberikan manfaat besar dalam kehidupan kita, yaitu sebagai benteng santri agar terhindar dari berbagai ancaman dan  pengaruh budaya-budaya yang tidak baik, dan saat ini semakin terlihat berbagai dampak negatif yang ditimbulkan. Budaya-budaya tersebut akan mampu menghilangkan kearifan lokal yang telah menjadi kebanggaan bagi kita semua, terutama dalam hal karakter atau akhlak”.

Beliau juga menambahkan bahwa ilmu itu diperoleh atau didapatkan dari kecintaan seseorang terhadap ilmu tersebut.
“jika kita ingin menjadi orang yang berilmu, maka kita harus belajar untuk mencintainya. Karena ilmu itu didapatkan dari kecintaan kita terhadapnya. Dengan penuh semangat ketika mempelajarinya insya Allah kita akan mendapatkan kefahaman dari apa yang telah kita pelajari serta mendapatkan maanfaat atau buahnya ilmu” pesan beliau sekaligus mengakhiri sambutan.

Khoirul Anam selaku ketua panitia menyampaikan tujuan dari kegiatan bahtsul masail ini adalah untuk membahas berbagai masalah yang timbul di masyarakat ditinjau dari perpektif hukum Islam.
“kita ingin mengetahui berbagai masalah yang timbul di masyarakat saat ini, serta meninjau masalah-masalah tersebut dari tinjauan hukum Islam” paparnya.

A’izzah Wafiq Khamidiyyah santri kelas XI MA jurusan IPA ini menambahkan, kegiatan ini sangat baik sekali untuk dilaksanakan, karena kita dituntut untuk mencari ma’hod atau referensi dari berbagai kitab untuk memecahkan masalah-masalah yang dibahas. Hal ini menjadi tantangan dan sangat bagus bagi perkembangan kita dalam memahami dan mendalami kitab kuning.
“Kami berharap kegiatan semacam ini dilaksanakan tidak hanya sekali dalam setahun, tetapi dua kali” pungkasnya. (DINA N.F/BBQ25)