Allah tidak akan menghilangkan ilmu terkecuali dengan menghilangkan ulama, ucap Bapak Arif Munzaki dalam sambutannya pada pembukaan ujian kithobah MA Roudlotul Mubtadiin Balekambang pagi ini.
Ujian kithobah merupakan ujian pembekalan skill keterampilan yang akan digunakan di masyarakat kelak ketika sudah lulus atau pulang dari pesantren. Karena mengingat saat ini para ulama’ sepuh telah dipanggil oleh Alloh SWT.
“Hari ini kita telah ditinggal oleh ulama’ sepuh kajen KH. Nafi’ Abdiillah sesepuh Pondok Pesantren Kajen Margoyoso Pati, di Turki setelah selesai melaksanakan ibadah umroh dan juga KH. Shom Hadi Soleh Mutasyar MWC NU Mayong. Pertanyaan saya, mampukah kita yang masih muda-muda ini sebagai generasi penerus perjuangan para ulama’ dalam meyebarkan ajaran-ajaran ahlussunnah wal jama’ah?” tanya beliau.
Beliau menambahkan, sesungguhnya kita semua mampu dalam melanjutkan perjuangan-perjuangan para ulama’ terdahulu. Salah satunya dengan cara kithobah. Maka dari itu MA Roudlotul Mubtadiin Balekambang mengadakan ujian kithobah dengan tujuan untuk menciptakan generasi-generasi yang siap terjun ke masyarakat dan menyebarkan ajaran-ajaran ahlussunnah wal jama’ah.
“Berlatihlah kithobah dengan sungguh-sungguh untuk mempersiapkan diri kalian dalam melanjutkan perjuangan para ulama” pesan beliau sekaligus mengakhiri sambutan.
Ust. Alex selaku Waka. Kurikulum menyampaikan ujian kithobah tahun ini terbagi menjadi tiga majlis. Masing-masing majlis akan diambil peserta terbaik yang akan mendapatkan piagam penghargaan dari Pondok Pesantren.
Guru bahasa arab ini juga menjelaskan ujian- ujian yang harus diselesaikan oleh kelas dua belas. “Ujian akhir yang ada di MA Balekambang tercatat ada sepuluh yang harus diikuti dan diselesaikan, yaitu Ujian Praktik Mata Pelajaran, Ujian Kithobah, Ujian Keagamaan (Fikih), Muhafadzoh Imrithi, Muhafadzoh al-Qur’an, Ujian Akhir Madrasah (UAM), Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional (UAM-BN), Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN), Ujian Nasional Berbbasis Komputer (UNBK) dan yang terakhir adalah Ujian Baca Kitab Kuning (Kutub at-Turast) yang harus didampingi oleh wali santri masing-masing. Apabila ada peserta ujian yang tidak mengikuti salah satunya maka dinyatakan tidak lulus.”pungkasnya. (BBQ)