Refleksi Hari Pahlawan dari Sisi Akademisi dan Santri

www.polibang.ac.id – “Jadilah pahlawan masa kini yang memiliki empathy terhadap sesama, menjadi pahlawan dalam kehidupan sehari-hari dan rela berkorban, tanpa pamrih, pantang mundur dan percaya kemampuan sendiri serta kompetitif”.
Tanggal 10 November setiap tahunnya diperingati sebagai Hari Pahlawan untuk mengenang peristiwa pertempuran di Surabaya puluhan tahun silam yang merupakan perang fisik pertama setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya.
Di bulan November ingatan kolektif bagsa akan tertuju pada keberanian, semangat pantang menyerah, serta pengorbanan tanpa pamrih dari para pahlawan yang telah gugur mendahului kita yang telah mewariskan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) untuk terus kita jaga agar tetap kokoh berdiri.
Peringatan hari pahlawan bukan hanya menjadi momentum untuk mengenang jasa para pahlawan, namun juga menjadi momentum untuk melakukan introspeksi atas kontribusi yang telah diberikan pada bangsa ini serta memunculkan semangat baru dalam imlementasi nilai-nilai kepahlawanan dalam kehidupan sehari-hari.
BEM Politeknik Balekambang Jepara (Polibang) sebagai sebuah organisasi Mahasiswa yang memiliki semangat juang tinggi, merefleksikan rasa penghormatan kepada para pahlawan dengan menggelar berbagai kegiatan yang terangkai dalam sebuah tema “Pahlawanku Sepanjang Masa”.
Arti tema ini sendiri bahwa pahlawan tidak hanya para pahalwan yang berjuang di medan pertempuran saja tetapi selama masih ada niat untuk berjuang, mengabdi, berkorban dan memberikan yang terbaik dia adalah pahlawan. Sebagai sosok akademisi para Mahasiswa pun harus berjuang, memperjuangkan yang hak dan bathil, memperjuangkan masa depannya sebagai pemuda, memperjuangkan cita-citanya, memperjuangkan apa yang telah menjadi tujuan dan impiannya dengan mewarisi semangat dari para pahlawan.
BEM Polibang Laksanakan Tiga Kegiatan dalam Sehari.
1. Laksanakan Apel
Dalam waktu sehari tepat pukul 08.00 WIB, BEM Polibang melaksanakan apel pagi dengan mengheningkan cipta sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan, kemudian disambung dengan amanah Pembina apel oleh Ust. Nurdin Lubis, M.Hum selaku Pengurus Ponpes Balekambang sebagai yayasan yang menaungi Polibang.
Beliau menyampaikan bahwa 10 November merupakan hari bersejarah, dimana proses panjang perjuangan, yang tidak hanya secara nasional tetapi juga mengingatkan kita kepada peristiwa resolusi jihad yang dicetuskan oleh hadrotusyaikh KH. Hasyim Asy’ari.
Dalam resolusi jihat tersebut mbah Hasyim menyatakan bahwa siapa yang berjuang membela Negara, ketika gugur maka wafatnya adalah syahid. Dari situlah kemudian menjadi satu motivasi besar dan menggelorakan seluruh mujahid untuk turun dan membantu perjuangan para pahlawan.
Dalam hal ini secara tidak langsung bahwa perjuangan bangsa Indonesia sejatinya tidak terlepas dari perjuangan para ulama, dan para kyai. Beliau semua adalah para syuhada kemerdekaan, para mujahid. Maka peringatan hari pahlawan sebenanrnya adalah selain memperingati para pahlawan nasional juga sebagai bentuk penghormatan atas gugurnya para kyai dan para ulama.
Disisi lain, dimanakah peran mahasiswa sebagai generasi muda, sebagai pejuang masa depan. Tentu dalam hal ini konteks perjuangnya berbeda. Saat ini polibang adalah sebuah pendidikan tinggi vokasi berbasis pesantren, harus memiliki semangat juang yang tinggi dengan benar2 dan sungguh2 dalam Tholabul ilmi. Hal itu merupakan sumbangsih pahalwan era masa kini dengan menamankan jiwa nasionalisme. Ikuti dan teladani semnagat juang para pahlawan dengan memberikan sumbangsih kepada bangsa, Negara dan agama melalui jalur akademisi.
2. Diskusi dan Refleksi Hari Pahlawan
Kegiatan kedua adalah sesi diskusi dengan tema “apakah makna hari pahalwan bagi mahasiswa ? dan sudahkah kita merdeka”. Sesi diskusi singkat ini bertujuan untuk menambah keilmuan para mahasiswa, sehingga sebuah moment apapun selalu memiliki nilai keilmuan. Setiap mahasiswa diberikan kebebasan untuk mengungkapkan apapun yang mereka tau tentang hari pahlawan.
Hal yang menarik bagi kami saat kami mengikuti kegiatan tersebut adalah diberlakukan sebuah aturan bahwa selama kegiatan apel, diskusi, refleksi persmebahan puisi untuk pahlawan dan ziarah serta tabor bunga semua peserta tidak diijinkan menggunakan gadget, artinya HP, android semua nonaktif. Hal ini sebagai bukti jika pahlawan saja rela berkorban apa saja, kenapa sejenak kita tidak bisa berkorban untuk merenungkan, menghargai moment singkat untuk para pahalwan. Hal itu kami temukan di salah satu lembar pesan yang diselipkan di bunga mawar yang ada.
3. Tabur Bunga dan Doa Bersama di Maqbaroh
Kegiatan dilanjutkan dengan tabur bunga sekaligus doa bersama di makam Muasis Ponpes Balekambang yaitu KH. Hasbullah, KH. Abdullah Hadziq, Nyai Hj. Su’adah dan Nyai Hj. Zumrotun. Salah satu alasan kenapa tabur bunga dan ziarah di pilih ditempat ini adalah sebagai akademisi dan juga santri, tentu beliau-beliau ini adalah pahlawan yang memilki hubungan secara batiniah.
Kegiatan diawali dengan tabir bunga dan dilanjut dengan membaca Yaasin dan tahlil. Kegiatan berlangsung khusyu dan khidmat, semua larut dalam doa, harapan dari kegiatan ziarah ini selain mengenang, juga sebagai bukti kecintaan para santri kepada hadrotusyaikh, dan menjadi jalan untuk bertawasul agar tetap diakui sebagai santri hingga kapanpun.
4. Bagi Bunga
Setelah kegiatan ziarah selesai kegiatan berikutnya adalah kegiatan terakhir berbagi bunga mawar, yang dilaksanakan di perempatan Mayong, satu misi dari BEM Polibang adalah mengenalkan Polibang sebagai pendidikan Tinggi vokasi yang berbasis pesantren kepada publik.
Adapun tujuan lainnya yaitu menyampaiakn satu pesan kepada penrima bunga untuk mengajak mereka mengingat bahwa ada pahlawan dibalik kemajuan dan kemerdekaan yang dinikmati saat ini dengan mengajak mengirimkan doa kepada setiap orang yang mendapatkan bunga tersebut. “jangan lupa berdoa untuk para pahlawan,” itu salah satu yang kami dengar saat kegiatan berlangsung.
Kenapa bunga mawar? Kenapa mawar merah? Karena mawar memiliki makna yang luas. Salah satunya adalah mawar batangnya berduri, untuk mendapatkan sekuntum mawar butuh perjuangan, artinya teruslah berjuang dengan gigih, pantang menyerah untuk mendapatkan sesuatu yang indah. Sedangkan warna merah artinya keberanian. Menjadi pejuang harus berani, berani berkorban, berani menghadapi apapun. Diibaratkan untuk mendaptkan sekuntum mawar indah yang sudah dikemas banyak rintangannya. Termasuk mebersihkan duri nya agar tidak melukai tangan.
Mawar juga berarti pengabdian. Sekuntum mawar merah memiliki pesan bahwa setiap hal perlu diperjuangkan, dengan penuh keberanian dan siap menghadapi segala rintangan serta lakukan semua itu dengan penuh keikhlasan sebagai bentuk pengabdian. Bunga mawar memiliki tidak hanya satu lembar saja, melainkan bertumpuk-tumpuk. Semoga setiap lembar daun mawar yang diterima siapapun diiringi doa untuk para pahlwan.
Keismpulan dan pesan dari refleksi peringatan Hari pahlawan bagi mahasiwa Polibang Jepara adalah bahwa Bangsa Indonesia saat ini memerlukan pahlawan baru, sosok yang berdedikasi dan berprestasi pada bidangnya untuk memajukan negeri. Sosok yang dimaksud tersebut adalah pemuda sebagai generasi penerus yang punya jiwa patriotisme, pantang menyerah, disiplin, berkarakter, menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan di bidangnya.
Negeri ini membutuhkan pemuda yang kokoh dengan jati dirinya, mempunyai karakter lokal yang luhur, percaya diri dan peka terhadap permasalahan sosial sehingga mampu terlibat dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial, memberikan pelayanan sosial bagi mereka yang membutuhkan pertolongan sosial. Serta sebagai santri mahasiswa polibang harus tetap memiliki akhlak santri, jiwa santri, mengenang sosok ulama dan kyai yang juga turut berjuang.
Melalui momentum ini pula diharapkan dapat menumbuhkan kesadaran setiap insan masyarakat untuk lebih meghargai jasa dan pengorbanan para pahlawan sebagaimana ungkapan salah seorang The Founding Father kita (Ir. Soekarno) yang menyatakan bahwa “…hanya bangsa yang menghargai jasa pahlawannya dapat menjadi bangsa yang besar…”.
Selamat Hari Pahlawan 2020
Politeknik Balekambang Jepara