TRIBUNJATENG.COM, JEPARA – Ribuan santri Pondok Pesantren (Ponpes) Roudlotul Mubtadiin Balekambang Desa Gemiring Lor, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara, diajak tertib berlalu lintas.
Ajakan itu dilakukan melalui program bertajuk Millenial Safety Road Festival, Selasa (12/2/2019).
Selain mendapat pengetahuan pentingnya tertib berlalu lintas, mereka juga mendapat suguhan atraksi.
Mulai dari atraksi pencak silat dan kungfu dari santri itu sendiri, juga suguhan aksi dari freestyler motor.
Kapolres Jepara AKBP Arif Budiman mengatakan, kampanye Millenial Road Safety Festival itu sedianya tidak hanya dilaksanakan di lingkungan pesantren.
Tapi juga di berbagai kegiatan lain, kampanye serupa juga dilakukan.
“Kampanye ini dilakukan di seluruh elemen lapisan masyarakat. Beberapa kegiatan sudah dilaksanakan. Kini segmennya santri karena merupakan bagian dari milenial, sebagai generasi penerus bangsa,” kata AKBP Arif.
Kegiatan ini, kata Kapolres, bertujuan memberi pemahaman kepada santri terkait keamanan, keselamatan, dan ketertiban berlalu lintas untuk menekan angka kecelakaan.
“Apalagi pesantren ini usianya sudah tua, 135 tahun. Harapannya santri di sini bisa menjadi role model bagi santri lainnya untuk mewujudkan ketertiban lalu lintas,” katanya.
Sementara Pengasuh Ponpes Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara, Kiai Ma’mun Abdullah mengapresiasi kegiatan di pesantren yang diasuhnya.
Menurutnya, banyak manfaat yang bisa diambil dari kegiatan kampanye keselamatan berlalu lintas itu.
“Kegiatan ini bisa bermanfaat kepada santri pada umumnya nanti, kepada seluruh masyarakat Jepara dan masyarakat Indonesia,” katanya.
Santriwati Ponpes Roudlotul Mubtadiin Balekambang, Wavirohati Viska Dani mengatakan, kini dia makin paham terkait keselamatan berlalu lintas.
Dia juga berkesempatan praktik menaiki kendaraan roda dua berikut keamanan yang harus dilengkapinya.
“Kegiatan ini bermanfaat. Bisa diterapkan di masyarakat. Tahun depan saya akan bikin SIM dan saya tidak ragu untuk tertib dalam berkendara,” katanya.
Penulis: Rifqi Gozali
Editor: deni setiawan
