#Peran pemuda dan santri mghadapi era industri 4.0
==================================
Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional dan Hari Sumpah Pemuda 2019, Politeknik Balekambang Jepara mengadakan Kuliah Umum dengan tema “Preparing Ourselves to achieve the career dealing with industrial revolution 4.0. (Mempersiapkan diri menuju dan mencapai karir ideal di era industri 4.0)”
Kegiatan yg diikuti oleh seluruh mahasiswa ini, dilaksanakan hari ini (2/11) dengan narasumber bapak Dr. H. Muhammad Zaenuddin, S.Si., M.Sc. yg merupakan Dosen Politeknik Negeri Batam. Selain itu, beliau merupakan salah satu peserta program Dosen Merenung Dikti.
Ada satu kalimat indah, “Berikan aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda, maka akan kuguncangkan dunia”. Kalimat ampuh nan sakti tersebut diucapkan Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.
Kala menyampaikan ungkapan itu, Presiden Soekarno tentu tidak sedang bergurau atau sekedar bermain pantun belaka. Soekarno jelas berhitung dengan cermat dan teliti, bahwa memang pemuda memegang peran yang sangat vital dalam membentuk dan menentukan arah pembangunan bangsa. Banyak peristiwa besar dan monumental di republik ini, terutama pada masa perjuangan kemerdekaan yang dipelopori kaum muda. Soekarno yakin bahwa peran sentral tersebut akan semakin vital dan mengemuka pasca kemerdekaan Indonesia.
Keyakinan Presiden Soekarno bukan tanpa sebab. Pemuda memiliki syarat cukup untuk menjadi kekuatan utama dalam menentukan arah kemajuan dan pembangunan bangsa. Dari sudut pandang kekuatan fisik, pemuda merupakan kelompok dengan kondisi fisik yang paling prima, penuh energi, dinamis serta paling berdaya juang. Dari sudut pandang intelektualitas, pemuda merupakan kelompok yang paling berpikiran maju, kreatif, inovatif, out of the box, technology-minded, serta penuh dengan ide-ide visioner.
Dari sudut pandang agility, kaum muda dengan ditunjang kekuatan fisik dan intelektual di atas merupakan kelompok yang paling agile, adaptif, pembelajar yang cepat serta paling tanggap akan perubahan. Dengan kekuatan tersebut, jelas Soekarno menaruh harapan besar pada pundak para pemuda Indonesia dalam mengisi kemerdekaan.
Namun, apakah kondisi kepemudaan saat ini telah meng-amin-kan apa yang diharapkan oleh bapak bangsa? Apakah kaum muda telah memanfaatkan potensi secara maksimal dalam mengisi kemerdekaan dan menjadi aktor utama dalam pembangunan? Apakah kekuatan pemuda telah tercermin sebagai penentu arah dan kebijakan pembangunan? Pertanyaan-pertanyaan sedemikan rupa perlu dikemukakan, sehingga kaum pemuda bisa mengetahui dimana posisi dan eksistensinya masa kini.
Pada masa penjajahan dan perjuangan meraih kemerdekaan dulu, peran kaum muda jelas sangat besar dan monumental. Dari sudut pandang historis, peranan kaum muda Indonesia dalam menentukan arah pembangunan bangsa dikenal dengan istilah siklus 20 tahunan. Dimulai dari 1908, barisan muda Indonesia besutan Soetomo dkk, membentuk organisasi kepemudaan bernama Budi Utomo. Organisasi kepemudaan ini merupakan tonggak awal dan cikal bakal terbentuknya pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Selanjutnya, 1928, barisan pemuda Indonesia utusan dari seluruh penjuru nusantara membuat ikrar fundamental yang dikenal dengan Sumpah Pemuda. Sumpah ini, oleh banyak kalangan dianggap sebagai kristalisasi semangat dan perwujudan cita-cita berdirinya negara Indonesia. Selanjutnya, di 1945, menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia, peristiwa Rengasdengklok yang juga dimotori oleh kaum muda yang ingin menunjukkan eksistensi bahwa kemerdekaan Indonesia diraih atas perjuangan rakyat dan bangsa Indonesia sendiri, bukan hadiah atau bantuan bangsa asing.
Pemuda di Era Milenial harus Jadi Benteng Informasi Negatif
pemuda di era revolusi digital diharapkan menjadi benteng terhadap informasi negatif dan menjadi pelopor atau teladan untuk hal positif. Pasalnya, pemuda dihadapkan dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi yang bermata pisau. Satu sisi, pesatnya perkembangan teknologi memberikan jaminan kecepatan informasi yang akan meningkatkan kapasitas pengetahuan.
Namun di sisi lain, informasi yang bersifat destruktif mulai dari pornografi, narkoba, pergaulan bebas hingga radikalisme, juga mudah didapat bila tidak dibendung dengan karakter positif dalam berbangsa dan bernegara.
Harus hati-hati dengan kemajuan teknologi, pemuda dan juga santri harus mmeiliki karakter yang inovatif, kreatif, mandiri dan unggul dalam menghadapi persaingan. Pemuda juga harus mmeiliki karakter tangguh yaitu memiliki moral dan bertakwa, beintegritas ,jujur , santun ,bertanggungjawab,disiplin, pekerja keras dan cerdas didukung dengan intelektual dan skill dalam memimpin, berwirusaha.
#politeknikbalekambang
#polibang
#ponpesbalekambang
#santripreneur
#nahkodamasadepan
#polibatam
#salamliterasi
#ProgramDosenMerenungDIKTI