Kembangkan Pesantren Lewat Film

17952782_1483806351653298_292852175459987737_n

BALEKAMBANG-Melihat media-media di luar negeri khususnya di Eropa yang memandang islam hanya secara garis besar, seperti halnya Islamic State of Irac Syuriah (ISIS) itu membuat kebanyakan orang-orang takut untuk masuk islam. Karena mereka hanya melihat islamnya orang timur tengah, dimana islamnya orang timur tengah itu kejam dan mengutamakan peperangan.

Dari situlah RMI PBNU adakan acara resensi film di Pondok Pesantren (Ponpes) Roudlotul Mubtadiin Balekambang yang bertempat di Masjid Agung Balekambang. Acara ini dilaksanakan pada hari Ahad, (16/04/17) yang diikuti oleh anggota organisasi IPNU/IPPNU tingkat MA/SMK Balekambang.

Pengurus RMI PBNU Bapak Hamzah Sahal menjelaskan tujuan dari acara ini adalah untuk mengenalkan dunia pesantren di Indonesia ke negara lain.

“Tujuan saya membuat film dokumenter ini adalah untuk mengenalkan dunia pesantren yang ada di Indonesia ke negara lain agar mereka yang ada di luar sana tidak beranggapan negatif dengan islam yang sesungguhnya, yakni islam yang rahmatal lilalamin,”ujarnya.

Selain itu, beliau juga menjelaskan bahwa film ini terinspirasi oleh tidak adanya film dokumenter tentang islam.

“saya membuat film ini karena saya lihat tidak ada film dokumenter yang menjelaskan tentang islam khususnya tentang pesantren. Karena banyak sekali orang yang belum tau tentang pesantren, apalagi mengeshare tentang pesantren,”tambahnya.

Salah satu anggota IPPNU Amanda Eka Saputri mengatakan kegiatan ini dapat menimbulkan dampak positif bagi santri karena santri bisa mengetahui banyak sejarah tentang pesantren.

“Menurut saya, kegiatan ini dapat menimbulkan dampak positif bagi santri, karena dengan film ini santri bisa lebih tau tentang sejarah pesantren dan pengertian luas soal pesantren,” katanya.

Melaui film ini RMI PBNU berharap mudah-mudahan dengan kegiatan ini bisa bermanfaat bagi santri untuk lebih semangat dalam mengembangkan agama islam melalui pesantren. Selain itu, juga bermanfaat bagi orang asing agar tidak menganggap lagi bahwa islam itu agama yang kejam. (DINA-NF/Crew Majalah Balekambang)